Hutan Gunung


BOTANI & ZOOLOGI PRAKTIS

Materi botani dan zoologi praktis atau ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan dan hewan ini sangat penting diketahui untuk lebih mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang dapat dimanfaatkan baik sebagai makanan darurat (survival food), sebagai obat-obatan atau untuk keperluan lain dilapangan. Lebih jauh kita bisa mengenal jenis tumbuhan dan hewan yang perlu dihindari karena beracun, berbisa atau dapat mengancam keselamatan jiwa kita. Mengingat beranekaragamnya jenis tumbuhan dan hewan di Indonesia yang dinilai cukup tinggi, menuntut kita untuk belajar dan berlatih lebih mendalam mengenai pengenalan dan pemilihan jenis tumbuhan dan hewan yang bisa dimanfaatkan.

Materi botani dan zoologi praktis ini menjadi penting dipelajari dan dilatih mengingat aktivitas para penggiat kegiatan di alam terbuka sebagian besar dilakukan di hutan atau alam yang memiliki karakteristik unik sehingga menjadikan aktivitas ini rentan terhadap terjadinya kecelakaan dan tersesat atau oleh sebab-sebab lain yang mengarah kepada kondisi tidak menentu / darurat. Sayangnya keadaan tidak menentu ini bisa terjadi kapan saja dan dimana saja serta tidak bisa diduga sebelumnya.

 

BOTANI PRAKTIS

Secara umum, tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan pada dua hal, yaitu : tumbuhan yang dapat dimakan (berguna, mengandung air, dapat dipakai sebagai obat-obatan dan lain-lain) dan tumbuhan yang berbahaya.

 

Tumbuhan Yang Dapat Dimakan

Bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi cukup adalah umbi, baik umbi batang maupun umbi akar. Setelah itu baru buah, biji dan daun.

Ciri umum tumbuhan yang dapat dimakan adalah  :
* Bagian tumbuhan yang masih muda (tunas / pucuk).
* Tumbuhan yang tidak mengandung getah.
* Tumbuhan yang tidak berbulu.
* Tumbuhan yang berbau kurang sedap.
* Tumbuhan yang dimakan oleh hewan mamalia.

Langkah-langkah yang perlu diperhatikan bila akan memakan tumbuh - tumbuhan :
* Makan tumbuh-tumbuhan yang sudah dikenal.
* Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan saja. 
* Sebaiknya jangan memakan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu, karena dikhawatirkan mengandung racun alkaloid.
* Cara memakan buah-buahan yang belum kita kenal adalah dengan mengoleskan sedikit pada bibir dan tunggu reaksinya. Bila tidak ada rasa aneh (panas atau pahit) berarti cukup aman.
* Yang paling penting adalah terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan.

Contoh tumbuhan yang dapat dimakan :
* Umbi dalam tanah : jenis talas, kentang, bengkuang, paku tanah dan lain-lainnya.
* Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu (empulur batangnya), begonia dan lain-lainnya.
* Buah : kelapa arbei hutan, konyal, nipah (dirawa),dan lain-lainnya.
* Biji : padi, jagung, biji rumput teki (di Madura), biji saninten yang sudah tua dan lain sebagainya.
* Bunga : tunas pisang dan lain-lainnya.
* Daun : rasamala, babadotan, tespong, antanan dan lain-lainnya.

Tumbuhan Beracun
* Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan.
* Getah pohon rengas, ingas / semplop, sangat berbahaya karena merusak jaringan.
* Getah jambu monyet menyebabkan gatal-gatal.
* Buah aren mentah juga menyebabkan gatal-gatal.
* Kecubung beracun bila dimakan.
* Rarawean, dapat menyebabkan gatal-gatal dan pedih.
* Daun pulus, juga dapat menyebabkan gatal-gatal dan panas.
* Sicantik beracun.

Tumbuhan Obat
Jenis  tumbuhan ini dapat dikelompokkan menjadi dua :
a.  Dimakan / diminum, contoh :
* Bratawali (Anamitra cocculus), tumbuhnya merayap, terdapat dihutan atau dikampung, batangnya direbus, dan rasanya pahit.  Kegunaannya untuk anti demam, anti malaria, pembersih luka dan penambah nafsu makan.
* Keji beling / ngokilo (Strobilafeses).  Merupakan tumbuhan semak dan hidup di hutan. Daunnya dimasak untuk obat pinggang dan infeksi / keracunan pada pencernaan.
* Sembung / sembung manis (Blumen balsmifira). Merupakan jenis rumput-rumputan. Terdapat dipadang rumput yang banyak anginnya. Daunnya diseduh dengan air panas, dapat digunakan untuk mengobati sakit panas dan sakit perut.

b.  Tumbuhan Obat Luar, untuk luka
* Getah pohon kamboja, digunakan untuk menghilangkan bengkak. Caranya gosokkan getah pada bagian tubuh yang bengkak, biarkan selama 24 jam lalu bersihkan dengan air hangat, tumbuhan ini bisa juga digunakan untuk mengobati yang terkilir.
* Air rebusan bratawali digunakan untuk mencuci luka, begitu juga dengan air batang pohon randu (kapuk hutan).
* Daun sambiloto ditumbuk halus atau daun ploso yang ditumbuk digunakan sebagai obat anti sengatan kalajengking.
* Kirinyuh.

 

Tumbuhan Berguna

* Tumbuhan sebagai penyimpan air : tumbuhan beruas (bambu, rotan dll), tumbuhan merambat, kantong semar, kaktus, dsb.
* Tumbuhan sebagai pembuat atap / perlindungan : daun nipah, aren, sagu dll.
* Tumbuhan sebagai pengusir ular dan serangga : lemo.
* Tumbuhan sebagai Indikator air bersih : tespong, selada air, dll

Bila kita menemukan jamur dihutan, sebaiknya jangan dimakan karena sulit untuk membedakan jenis yang bisa dimakan dengan jenis beracun, kecuali bagi yang sudah ahli. Selain itu, kadar kalorinya sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air.  Pedoman umum yang digunakan untuk menentukan jamur yang dapat dimakan, yaitu  :
* Tidak berwarna menyolok.
* Tidak bercahaya.
* Tidak memiliki gelang pada tangkainya.
* Tidak berbau memuakkan.
* Tidak memberi efek warna hitam bila disentuh ke benda-benda perak.

Pedoman diatas tidak selamanya demikian mengingat banyak juga jamur yang mempunyai ciri-ciri diatas justru mengandung racun. Contohnya, Amanita phallolder berwarna putih kecoklatan, tidak mempunyai gelang, justru memiliki racun yang mematikan manusia. Amanita verna dan Amanita virosa yang berwarna putih bersih memiliki racun mematikan. Ketiga jamur ini bila dimakan, setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan kulit sakit sekali. Bila tidak dirawat segera 6 – 8 jam kemudian akan mengakibatkan kematian.

ZOOLOGI PRAKTIS

Sebagian besar binatang pada prinsipnya dapat dimakan, mulai dari mollusca (sebangsa siput), insecta (serangga), reptil (hewan melata), pisces (ikan), aves (burung), mamalia (hewan menyusui) dan sebagainya. Kesulitannya adalah cara mendapatkannya mengingat binatang juga terus bergerak seperti halnya kita. Untuk itu kita perlu pengetahuan tentang habitat dan sifat / tingkah laku binatang yang akan kita dapatkan tersebut, seperti mengetahui apakah binatang tersebut nocturnal (mencari mangsanya di malam hari) atau diarnal (mencari mangsanya di siang hari), serta kebiasaannya mencari air untuk keperluan sehari-harinya dan lain sebagainya.

Beberapa Hal Yang Perlu Diperhatikan

* Diantara beragam jenis binatang liar di hutan banyak juga yang berbahaya sehingga menuntut kita untuk lebih berhati-hati. Semakin tinggi permukaan tanah, maka jenis binatang yang ada akan semakin sedikit.
* Jika kita tersesat di gunung dan ingin mencari makanan (binatang), jangan terus naik kepuncak gunung. Lebih baik turun, karena kemungkinan besar kita akan menemukan berbagai jenis binatang.
* Nyamuk di daerah berbahaya
* Lalat dayak / lalat kerbau (besarnya dua kali lalat biasa). Terdapat di hutan Kalimantan, Sulawesi dan Irian Jaya. Bekas gigitannya bengkak dan gatal serta bisa infeksi.
* Tawon / lebah, berbahaya jika disengat. Dalam jumlah besar bisa mematikan.
* Kelabang (centripoda) dan kalajengking, bekas sengatannya sakit dan bengkak. Untuk mengurangi rasa sakitnya dapat menggunakan amoniak, tembakau atau daun sambiloto.
* Pacet / lintah (lintah air, lintah darat atau lintah sawah). Umumnya berbentuk pipih kecil sebesar benang dan setelah beberapa menit menghisap darah. Besarnya bisa mencapai sebesar ibu jari, bahkan sebesar lilin. Untuk melepaskannya, siram dengan air tembakau.  Hati-hati terhadap luka kita, terkadang menimbulkan pendarahan yang susah dihentikan. Untuk menghindari pacet / lintah, dapat dilakukan dengan memasukkan tembakau kedalam kantong pakaian.
* Ular berbisa, antara lain : ular hijau / ular pucuk, ular bakau, ular tanah, ular sendok dan ular belang. Umumnya jenis ular berbisa dapat diketahui dengan melihat bentuk kepala (segitiga), leher relatif kecil, terdapat lekukan antara mata dan lubang hidung dan mempunyai gigi berbisa.

 

Binatang Yang Berbisa

Ular / Serpentes (Ophidia)
Di Indonesia, diperkirakan terdapat 400 jenis ular.  Diantaranya 110 jenis termasuk ular berbisa. Ular tersebut kebanyakan hidup dilaut atau disekitar pantai, bersifat pasif dan jarang menggigit.  Sedangkan yang hidup didarat 35 jenis.

Populasi ular berbisa ini sangat rendah, sehingga ular tersebut banyak dikategorikan langka / jarang ditemukan, meskipun mempunyai kemampuan berbiak cukup besar. Ada yang dapat bertelur atau beranak sampai puluhan ekor, tetapi setelah mengalami beberapa tahap yang dapat bertahan hidup jumlahnya sedikit sekali. Kalau kita mendengar ada orang yang mati karena ular, jangan langsung menuduh siular itu penyebabnya, karena kita tahu bahwa ular akan menggigit untuk membela dirinya. Entah karena terpijak, dipegang atau sarang dan telurnya diganggu (perkecualian ular cobra). Banyak kasus yang terjadi justru disebabkan oleh rasa takut yang berlebihan dari para korban ketika melihat ada ular didekatnya. Rasa takut inilah yang biasanya mengakibatkan kematian karena fungsi jantung yang tidak bekerja.

Data dari Yoshikara kawamura (1972) menunjukkan jumlah kasus gigitan ular sangat rendah. Ular banyak menggigit pada bulan mei. Paling sedikit bulan Oktober. Sedikitnya, data yang diperoleh dari jumlah kasus gigitan ular diperkirakan karena korban yang digigit dapat mengobati sendiri secara tradisional atau korban tersebut tidak sempat melaporkan diri karena sudah meninggal. Ular pada umumnya aktif disiang hari. Anggota badan yang banyak digigit adalah tungkai (51,9 %), kemudian jari kaki (11,6 %).  Ular yang banyak menyebabkan kematian antara lain ular tanah (Agkisirodon), ular hijau (Trimeresurus), ular anang dan beludak.

Jenis Gigi Ular Berbisa :
1.  Aglypha, tidak mempunyai gigi bisa. Contoh : ular sanca, ular sawah (umumnya dari keluarga Colubride).
2.  Phistoglypha, mempunyai gigi bisa dibelakang, Contoh: ular cincin mas (Bogia dendrophila), ular pucuk (Dryophis).
3.  Proterogylpha, mempunyai gigi bisa didepan, yang efektif untuk menyaurkan bisa. Contoh : Elapidae, Hydrophiidea.
4.  Solenoglypha, mempunyai gigi bisa didepan dan dapat dilipat. Umumnya gigi bisa tersebut besar. Contohnya : Crofalidea, Viperridae.

Jenis Bisa Ular :
1.  Neurotoksin, yang menyerang jaringan saraf dan bersifat bertentangan dengan transmisi ransangan saraf. Menyebabkan kelumpuhan pada alat pernafasan dan rusaknya jaringan otak.
2.  Hemotoksin, yang menyerang darah dan sistem peredarannya. Dapat menguraikan protein, menyebabkan sel darah rusak dan menggumpal.
3.  Kardiotoksin, yang menyerang otot jantung.
4.  Miksotoksin, yang menyerang cairan dalam tubuh.

Penanggulangan Gigitan Ular Berbisa

1.  Penderita diusahakan tidak panik dan tidak banyak melakukan gerakan.
2.  Bersihkanlah luka gigitan.
3.  Gunakan torniket untuk mencegah kemungkinan menjalarnya bisa ke jantung. Torniket ini diletakkan antara luka dan jantung (lika didaerah anggota badan).
4.  Usahakan ular yang menggigit bisa ditangkap untuk mengetahui jenisnya. Bila diketahui berbisa dapat ditentukan jenis bisanya.
5.  Bawalah segera ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit terdekat.

Obat Penawar Bisa Ular

1.  Aspirin (penghilang rasa sakit).
2.  Vitamin B kompleks dan Parasetamol (penawar rasa nyeri dan panas).
3.  Antivenin Papuan Black Snake, serum untuk gigitan ular hitam irian.
4.  Antivalen Brown Snake, serum untuk gigitan ular Mulga.

 

Skema Rahang Ular Berbisa


Keterangan :
1.  Gigi bisa
2.  Lubang keluar bisa
3.  Lubang masuk bisa pada ular tanah
4.  Kelenjar bisa
5.  Deretan gigi yang tidak teratur